Dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional pada 29 Juni, Ai Care mengulas topik Keluarga Berencana bersama narasumber Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) selaku kepala BKKBN. Salah satu topik yang dibahas adalah mengenai 4 terlalu. Apa yang dimaksud 4 terlalu dan apa pentingnya menghindari hal-hal tersebut?
Simak ulasannya berikut ini.
Kematian Ibu dan 4 Terlalu
Kematian ibu adalah semua kematian selama periode kehamilan, persalinan, dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab lain. Kematian ibu merupakan indikator utama keberhasilan program kesehatan ibu. Selain itu, Angka Kematian Ibu (AKI) juga menilai derajat kesehatan masyarakat.
Hingga tahun 2015, Indonesia mengalami penurunan AKI menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup. Meski demikian, angka ini masih jauh di atas target Millenium Developmental Goals (MDGs) sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup.
Lebih lanjut, berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia yang dirilis Kemenkes RI tahun 2021, jumlah kematian ibu meningkat di tahun 2020 yaitu sebanyak 4.627 kematian di Indonesia.
Faktor-faktor yang memengaruhi kematian ibu inilah yang dikenal dengan istilah 4 Terlalu. Faktor-faktor tersebut meliputi:
- Terlalu muda, yaitu hamil di bawah usia 20 tahun.
- Terlalu tua, yaitu hamil di atas usia 35 tahun.
- Terlalu dekat, yaitu jarak kehamilan kurang dari 3 tahun.
- Terlalu banyak, yaitu jumlah anak yang dilahirkan lebih dari 2 anak.
dr. Hasto menambahkan, salah satu tujuan menghindari 4 terlalu adalah untuk menjaga kualitas keluarga. Dengan menerapkan progam KB, maka Anda akan memiliki waktu untuk merencanakan kehamilan, memberikan jarak antar anak, meningkatkan pengasuhan 1000 hari pertama kehidupan, serta persiapan lainnya seperti finansial.
Risiko Kehamilan Terlalu Muda
Beragam penelitian telah menunjukkan bahwa kehamilan di usia yang terlalu dini menimbulkan berbagai risiko kesehatan, baik bagi ibu maupun janin. Beberapa risiko kesehatan yang timbul seperti:
- Hipertensi dalam kehamilan
- Kelahiran prematur
- Berat badan bayi lahir rendah
- Depresi pasca persalinan
- Kurangnya perawatan kehamilan
Tak hanya kesehatan fisik secara umum, tetapi kehamilan di usia dini dapat meningkatkan biaya sosial dan ekonomi bagi orang tua dan anak. Selain itu, hal ini berhubungan dengna rendahnya prestasi di sekolah, peningkatan angka drop out, risiko melahirkan remaja, serta risiko mengganggur di usia dewasa muda.
Dilansir CDC, kehamilan remaja di Amerika berkontribusi pada tingginya angka dropout sekolah menengah atas dan hanya 50% saja yang menuntaskan pendidikan mengenah atas rata-rata di usia 22 tahun.
Baca artikel Ai Care lainnya seputar kehamilan di usia dini berikut ini: Apa Saja Risiko Kesehatan pada Kehamilan di Usia Remaja?
Risiko Kehamilan Terlalu Tua
Sama halnya dengan kehamilan di usia dini, kehamilan di usia tua juga memiliki risiko kehamilan dan persalinan. Menurut BKKBN, risiko kesehatan meningkat bila hamil terjadi mulai dari 35 tahun ke atas.
Beberapa risiko kehamilan bagi ibu yang dapat timbul antara lain:
- Tekanan darah tinggi saat hamil
- Diabetes saat hamil
- Meningkatnya risiko keguguran
- Meningkatnya risiko hamil di luar rahim
Beberapa risiko kehamilan bagi janin antara lain:
- Risiko bayi cacat lahir, misalnya sindroma Down
- Berat badan bayi laihr rendah
Baca artikel Ai Care mengenai Risiko Kehamilan di Usia 40-an
Risiko Kehamilan Terlalu Dekat
Sejumlah penelitian mengungkap bahwa jarak kehamilan yang terlalu dekat berisiko menyebabkan anak mengalami stunting. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi fisik ibu yang belum pulih seutuhnya setelah persalinan anak sebelumnya. Ditambah lagi, asupan mikronutrien ke janin menjadi berkurang saat kehamilan.
Selain itu, jarak kehamilan kurang dari 2 tahun menyebabkan risiko kesehatan selama hamil, seperti:
- Gangguan pertumbuhan janin
- Anemia saat hamil
- Persalinan macet
- Perdarahan pasca persalinan
Baca artikel Ai Care mengenai Bahaya Jarak Kehamilan Terlalu Dekat dengan Risiko Stunting
Risiko Kehamilan Terlalu Banyak
Meski menurut dr. Hasto saat ini program KB bukan sekadar bicara kuantitas anak, tetapi faktanya memiliki dua anak memberikan outcome kesehatan keluarga yang lebih baik.
Anda perlu mempersiapkan berbagai hal untuk merencanakan jumlah anak,seperi usia dan kesehatan Anda dan pasangan, situasi finansial keluarga, serta keadaan emosional hubungan Anda dan pasangan.
"Mendidik anak di era sekarang tidak semudah di era dulu. Anak di rumah saja, rentang kendalinya terasa jauh, mereka lebih dekat dengan teman di gadget nya dibandingkan orang tua", tegas dr. Hasto.
"Oleh karena itu, dua anak lebih sehat", tambah dr. Hasto mengakhiri sesi bincang KB bersama Ai Care.
Baca selengkapnya mengenai Bincang Keluarga Berencana Bersama Dr. (HC) dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG(K) di sini.
Baca dan unduh booklet Keluarga Berencana untuk mengetahui informasi selengkapnya seputar Keluarga Berencana dan kontrasepsi. Anda dapat klik tautan berikut: http://tinyurl.com/aicareKB
- dr Ayu Munawaroh, MKK